Waktu masih di S1 dulu, ada semacam "semi-becandaan" kalao kita lg ngobrol2 di kantin, apa sih menu makanan favorit anak FK? begitu pertanyaannya, yang bikin ketawa itu adalah jawabannya... menu favorit anak FK itu adalah "teman" (kalo ditarik kesimpulannya sih, kita pengen bilang kalo anak FK itu tipikal manusia-manusia "MT" alias suka makan temen, kalo bahasa kerennya sih backstabber gt... bener gak sih?
Kenapa saya bilang itu "semi-becandaan" karena kami ngomong seperti itu merujuk pada banyak sekali kejadian2 yang kami, sebagai mahasiswa FK, alami selama berjuang menjadi sarjana kedokteran. Selama perjalanan panjang selama 4 tahun itu, kami menemukan beberapa "oknum2" yg istilah singkatnya lebih mementingkan diri sendiri dari pada teman sejawatnya... Individualistis lah kerennya
Jujur ya, saya pribadi agak bias dengan definisi individualisme,kadang saya pikir mementingkan diri sendiri itu justru harus kita lakukan dalam hal2 tertentu, sehingga saya mengembangkan istilah "yah saya membantu diri sendiri lah, TAPI tidak menjatuhkan orang lain" hehehe...
Yang menjadi masalah adalah orang-orang yg karena keinginan mereka "membantu diri sendiri" teramat kuat, mereka terkadang menyebabkan collateral damage ke teman2 sekitarnya, ambil contoh seperti ini...
Kejadiannya, saat saya stase bedah kemarin, ada semacam isu kalau soal ujian bedah yg berupa pilihan ganda itu cuma sekedar formalitas dan kemungkinan soalnya mengulang seperti soal tahun kemarin tinggi, walaupun seperti itu, soal-soal bedah tetep saja susah... jadi kami juga gak terlalu mo ambil pusing dengan itu, kami belajar saja apa yang bisa kami pelajari, entah itu soal, buku, atau catatan kecil sepanjang stase...
Tiba2 ada kabar bahwa tipe soalnya dirubah menjadi essay! wajar saja saat itu kami panik setengah mati, kok tiba2 dirubah gt?? nah, selidik punya selidik... katanya ada seorang teman koass yg "berdiskusi" dgn seorang konsulen... begini pembicaraannya:
konsulen itu bertanya ttg ujian bedah...
koass: dok, yang saya tahu katanya soal ujian bedah itu biasanya mengulang dan cuma formalitas saja dok..
Walhasih konsulen tersebut langsung mengganti sistem ujiannya, walaupun pada akhirnya alhamdulillah hasil ujiannya baik2 saja, kabar mengenai ini membuat teman2 yang lain panik luar biasa dan yah, sudah tinggal pasrah saja...
Saya gak ngerti ya, apa pembicaraan itu nyata atau tidak, asumsi terburuk saya itu, ya itu beneran kejadian... nah.. topik ini nih yg saya tekankan disini,,, kita tuh mahasiswa kedokteran, entah si teman koass itu terlalu polos, atau dia bodoh banget, atau dia cari muka, intinya dia telah membuat sulit teman2 yang lainnya...
Perjalanan dunia kedokteran itu panjang, dari S.Ked-dr.Umum trus kalo mau sekolah lg ambil PPDS.. itu bertahun2.. dan disini peranan teman sejawat itu sangat besar, teman kita bisa membantu kita tuk maju atau bisa benar2 menjatuhkan kita sejatuh-jatuhnya.. Jadi pesan saya cuma satu...
Rekan2 teman sejawat yang lain, tolong banget diingat nilai2 kekompakan dan kesejawatan itu, dl sumpah kedokteran kita bersumpah tuk memperlakukan teman2 sejawat kita seperti saudara kandung,, bagaimana caranya kita bisa memperlakukan mereka seperti saudara sendiri tapi kita tidak pernah memperdulikan efek tindakan kita pada orang lain?
Selama koass ini tolong bgt bgt sikap, omongan, tindakan kita di jaga... dan PIKIR dulu sebelum kita melakukan sesuatu, kira2 tindakan kita efeknya seperti apa pada teman2 kita... ingat perjalanan kita masih panjang ya,,,
Saturday, January 2, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment